Payung oh Payung
Saya kehilangan payung saya untuk yang keduakalinya. Jadi ceritanya begini.
Saya berangkat ke kelas kanji bareng temen saya dari Thailand, Sasipong Somboonjai (Ball). Waktu itu hujan, jadi kami berdua pake payung. Setelah sampai sana, sepeda kami parkir dan payung saya saya tutup kemudian saya gantung di sepeda. Walaupun saya tutup, tapi tali yang untuk mengikat payung itu gak saya talikan. Kalau si Ball, payungnya di bawa masuk, kalo saya sih buat apa, lha wong juga gerimis, mending payung taruh sepeda ajah.
Walhasil setelah selesai kelas, saya mau keluar dari gedung. Bahdalah, payung saya sudah gak adaaa >,<.
Padahal wejangan dari senpai-senpai (senior) saya di sini, payung jangan ditaruh di tempat penyimpanan payung umum, karena kemungkinan bisa hilang (saya sudah alami). Kalau enggak dibawa aja, atau digantungkan di sepeda, insya Allah aman (saya juga sudah lakukan itu berbulan-bulan dan aman). Tapi hari ini lain! Mungkin karena tali payung saya enggak saya talikan.
Gakpapa, jadi ini terhitung sudah kehilangan barang yang ketiga kalinya saya di Jepang ini. Memang barang yang riskan hilang itu sepeda dan payung (kalau sepeda selalu saya kunci, karena sepeda mahaal -___-“a).
Walhasil saya beli payung yang bisa dilipat, yang bisa masuk tas, wkwkwkwk.
P.S. gambar hanyalah ilustrasi 😛